PENGERTIAN,
DALIL NAQLI DAN DALIL AQLI TENTANG HARI AKHIR
a.
Pengertian
Hari Akhir
·
iman kepada hari akhir (kiamat) secara umum adalah mempercayai dan menyakini bahwa seluruh alam semesta dan segala
seisinya pada suatu saat nanti akan mengalami kehancuran dan mengakui bahwa
setelah kehidupan iniakan ada kehidupan yang kekal yaitu akhirat.
·
Pengertian iman kepada
hari akhir
menurut bahasa (etimologi) adalahpercaya akan
datangnya hari akhir/kiamat.
·
Pengertian iman kepada
hari akhir menurut istilah (terminologi)
adalah mempercayai dan menyakini
akan adanya kehidupan yang kekal dan abadi setelah kehidupan
b.
Dalil Naqli
·
Naqli menurut bahasa adalah dari (نقل الشيء)
yakni mengambil sesuatu dari satu tempat ke tempat lain, dan (نَقَلَة الحديث) yakni
mereka yang menuliskan hadist-hadist dan menyalinkannya dan menyandarkannya
kepada sumber-sumbernya.
·
Naqli secara istilah identik dengan
dalil-dalil yang di nukil atau di ambil dari Kitab Allah yang Maha Mulya dan
dari sunnah yang suci atau dalil-dalil yang diriwayatkan kepada kita oleh perawi-perawi.
Diantara landasan utama ditetapkannya al-Qur'an dan sunnah sebagai dalil
naqli oleh para ulama adalah sebuah hadist Rasulullah saw: "Telah aku
tinggalkan dua perkara, yang apabila kalian berpegang kepada keduanya maka
kalian tidak akan tersesat : Kitab Allah (al-Qur'an) dan Sunnah Nabi-Nya".
·
Namun ketika naqli dihubungkan dengan ilmu
tafsir maka disebut tafsir bi al-manqul atau bi al-ma'tsur, yaitu
penafsiran al-Qur'an yang disandarkan kepada riwayat-riwayat yang sahih secara
tertib, atau dengan cara menafsirkan al-Qur'an dengan al-Qur'an atau
menafsirkannya dengan as-Sunnah atau menafsirkannya dengan riwayat-riwayat yang
di terima dari para sahabat atau para tabi'in, seperti penafsirannya At-Thabari
dan Ibnu Katsir.
·
Al-Qur’an secara istilah adalah kalam Allah, yang
diturunkan kepada Muhammad saw, yangmembaca setiap
hurufnya adalah ibadah. Atau secara lengkapnya adalah kalam Allah yang bermukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui perantaraan Malaikat Jibril dalam bahasa Arab, diriwayatkan secara mutawatir dan membaca
setiap hurufnya adalah ibadah, bermula dari surah al-Fatihah dan berakhir
dengan surah an-Naas. Oleh karena itu al-Quran merupakan Kitab Suci umat Islam
yang keotentikannya tidak diragukan lagi; baik dari segi asal-usulnya,
turunnya, riwayatnya, ayat-ayatnya, dst. sehingga umat Islam menjadikanya
sebagai sumber utama dalam mempelajari, memahami, dan menjalankan ajaran
(syariat) Islam juga dalam mengambil dalil-dalil mengenai perkara-perkara atau
permasalahan-permasalahan yang ada kaitannya dengan keimanan dan amal ibadah
mereka.
·
As-Sunnah secara istilah memiliki beberapa definisi,
diantaranya :
1.
Sunnah menurut muhadditsun (ahli hadits) adalah
apa yang disandarkan kepada Rasulullah saw dari segi perkataan atau perbuatan
atau pengakuan atau sifat akhlak (peribadi) dari
permulaan diutusnya sampai wafatnya.
2.
Sunnah menurut ulama usul adalah perkataan-perkataan
Rasulullah saw dan perbuatan-perbuatannya serta pengakuan-pengakuannya yang
diriwayatkan kepada kita dengan periwayatan yang sahih.
3.
Sunnah Rasul
saw adalah sumber rujukan umat Islam kedua setelah al-Qur'an, dimana
kedudukannya dalam Islam adalah sesuatu yang tidak dapat diragukan kerana
terdapat penegasan yang banyak di dalam al Quran tentang sunnah tersebut,
bahkan di dalam beberapa tempat sunnah disebutkan bersamaan dengan al Kitab
ataupun al Quran, dan disebutkan juga ketaatan terhadap Rasulullah saw setelah
ketaataan kepada Allah swt. Hal ini sebagaimana yang ditegaskan di dalam
firman-Nya seperti:“Dan taatilah Allah dan RasulNya, jika kamu adalah orang-orang
yang beriman”.
4.
fungsi sunnah di
dalam Islam, diantaranya:
o Penguat dan penyokong hukum-hukum yang terdapat di dalam al-Quran seperti
dalam perkara pensyariatan shalat, puasa dan haji.
o Penghurai dan pentafsir ayat-ayat al-Quran yang umum seperti memperjelaskan
mengenai tata cara perlaksanaan shalat, kaedah jual beli, menunaikan zakat dan
haji dan sebagainya yang mana perkara-perkara tersebut hanya disebutkan secara
umum oleh al-Quran.
c.
Dalil Aqli
·
Kata 'aqli secara bahasa berasal dari kata
bahasa Arab (عقل): akal yang mempunyai beberapa makna, di antaranya: (الدية):
denda, (الحكمة): kebijakan, dan (حسن التصرف): tindakan yang baik atau tepat.
·
Secara istilah
akal memiliki beberapa definisi diantaranya:
1.
Cahaya nurani,
yang dengannya jiwa bisa mengetahui perkara-perkara yang penting dan fitrah.
2.
Aksioma-aksioma rasional dan pengetahuan-pengetahuan
dasar yang ada pada setiap manusia.
3.
Kesiapan bawaan yang bersifat instinktif dan kemampuan
yang matang.
·
Kata 'Aqli ketika dihubungkan dengan kajian
ilmu-ilmu agama identik dengan dalil-dalil yang berdasarkan akal fikiran
manusia yang sehat dan obyektif, tidak dipengaruhi oleh keinginan, ambisi atau
kebencian dari emosi.
·
Dan ketika 'Aqli dihubungkan secara khusus
dengan disiplin ilmu tafsir, maka disebut tafsir bi al-ma'qul atau bi
ar-ra'yi, yaitu penafsiran al-Qur'an yang lebih dititikberatkan kepada
kemampuan akal fikiran yang sehat dan obyektif (ijtihad) daripada disandarkan
kepada periwayatan-periwayatan. Dalam hal ini seorang mufassir akan menggunakan
kemampuan akalnya (ijtihadnya) dengan bantuan ilmu-ilmu bahasa Arab, ilmu
qiraah, ilmu-ilmu Al-Qur'an, hadits dan ilmu hadits, ushul fikih dan ilmu-ilmu
lain untuk menerangkan maksud ayat dan mengembangkannya dengan bantuan
perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan yang ada, sehingga tersusunlah bentuk tafsir
yang sesuai dengan masa dimana mufassir tersebut hidup. Beberapa tafsir yang
terkenal dalam bentuk ini antara lain: Tafsir Al-Jalalain, Tafsir Ar-Razi,
Tafsir Al-Baidhawi, dll.
·
Syari’at Islam telah memberikan nilai dan urgensi yang
amat tinggi terhadap akal manusia, sebagaimana dapat dilihat pada beberapa
point berikut ini:
1.
Allah mengkhususkan penyampain kalam-Nya hanya kepada
orang yang berakal, karena hanya mereka yang dapat memahami agama dan
syariat-Nya. Allah swt berfirman:"…dan merupakan peringatan bagi
orang-orang yang mempunyai akal".
2.
Syarat utama yang harus ada dalam diri manusia untuk
dapat menerima taklif (beban kewajiban) dari Allah swt yang berkenaan
dengan hukum-hukum syari’at Islam adalah akal. Oleh karena itu ketika ia
kehilangan akalnya dikarenakan gila misalnya, maka ia tidak tidak menerima taklif
itu. Rasulullah saw bersabda: "Pena (catatan pahala dan dosa) diangkat
(dibebaskan) dari tiga golongan; orang yang tidur sampai bangun, anak kecil
sampai bermimpi, orang gila sampai ia kembali sadar (berakal)".
3.
Allah swt
mencela orang yang tidak menggunakan akalnya. Misalnya celaan Allah terhadap
ahli Neraka yang tidak menggunakan akalnya. Allah swt berfirman:"Dan mereka
berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu)
niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni Neraka yang menyala-nyala".
Dalil aqli menurut para ahli :
a.
Menurut
Ahli Astronomi
Bumi dan planet-planet
lainnya berputar mengelilingi matahari secara teratur dan sempurna
masing-masing planet mempunyai daya tarik-menarik sehingga beredar dan bergerak
seimbang/serasi. Namun daya tarik menarik itu semakin lama akan semakin
berkurang bahkan hilang sama sekali, akhirnya akan saling bertabrakan dan
hancur, (bandingkan surat at-Takwir 2 dan al-Infiëãr 2).
b.
Menurut
ahli Geologi
Di dalam perut bumi
terdapat gas yang panas yang berkembang dan terus menerus menekan kearah luar
bumi. Akan tetapi bumi itu sendiri mendapat tekanan (atmosfir) dari luar atau
permukaannya, sehingga terjadilah keseimbangan. Namun diperkirakan bahwa
tekanan dari luar semakin lama semakin lemah, bahkan tak berdaya lagi akhirnya
mengakibatkan gas bumi akan meledak dengan ledakan yang sangat dahsyat dan akan
mengeluarkan bola api raksasa yang membawa kehancuran. (bandingkan dengan surat
al-Zalzalah).
c.
Menurut
Ahli Fisika
Menurut Teori Ilmu Alam
bahwa sumber energi terbesar yang dapat memenuhi kebutuhan semua kehidupan di
dunia ini adalah matahari. Begitu juga daya tarik antara benda-benda angkasa
(planet) itu ada ketergantungan dengan energi matahari. Namun lambat laun sinar
matahari semakin melemah, akibatnya mempengaruhi daya tarik diantara
planet-planet tersebut akhirnya tidak ada keseimbangan, maka terjadilah
tabrakan diantara mereka. (bandingkan at-Takwir 1-3)
d.
Pendapat
lain dari Sarjana Astronomi Jh. Van Vierngen dan kawan-kawannya.
Mereka memperkirakan
bahwa alam semesta ini akan meletus akibat dari pengembangan yang terus menerus
tanpa batas. Diumpamakan seseorang yang meniup balon terus menerus tanpa henti
maka balon tersebut akan meledak. Sampai saat ini alam ini sedang terus
mengalami pengembangan, sehingga akan melebihi kapasitas maksimal, akibatnya
langit yang membentang luas itu akan pecah dan hancur berantakan. (Bandingkan
surat al-Ahqãf ;3, at-Tur ;9,ar-Rahmãn ; 37, al-Hãqqah ; 16, al-Maãrij ; 8 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar